Seperti dilansir Reuters, para hacker menciptakan beberapa akun palsu dan mengisi profil mereka dengan konten personal fiktif, kemudian mereka mencoba untuk berteman dengan para target.
“Beberapa pejabat yang menjadi target diyakini termasuk seorang laksamana Angkatan Laut AS, beberapa politisi, duta besar, dan pejabat dari beberapa negara lain termasuk Inggris dan Arab Saudi,” papar perusahaan internet, iSight Partners.
Namun, ISight menolak untuk mengidentifikasi korban dan mengatakan tidak bisa mempublikasikan data apa saja yang telah dicuri. “Jika itu (aksi mata-mata) sudah berlangsung begitu lama, jelas mereka telah sukses,” ungkap Tiffany Jones, seorang eksekutif perusahaan.
Perusahaan itu mengatakan hacker Iran menciptakan enam persona online, yang tampaknya bekerja untuk sebuah website, newsonair.org, dan terdapat beberapa akun palsu lainnya yang diakui digunakan oleh sebuah kontraktor pertahanan.
“Operasi ini telah aktif setidaknya sejak 2011 dan merupakan kampanye spionase cyber yang paling rumit dengan menggunakan rekayasa sosial yang pernah ditemukan sampai saat ini,” papar ISight.(esn)
★ Sindo