Teknologi selalu ada baik dan buruknya. Pun demikian saat kita bicara tentang teknologi dalam bidang telekomunikasi publik. Di satu sisi perkembangannya kian memudahkan dalam berkomunikasi, di sisi lain rentan dalam hal peretasan dan pencurian informasi. Terlebih, jika perangkat telekomunikasi yang digunakan itu teknologinya sepenuhnya berasal dari luar negeri.
Untuk itulah dibutuhkan jaringan telekomunikasi khusus. Dengan jaringan telekomunikasi khusus ini, kerahasiaan data dan informasi lebih terjamin, karena memiliki sistem keamanan yang dibangun sendiri. Seperti yang dilakukan oleh PT Hariff Daya Tunggal Engineering dengan mengembangkan Jaringan Aman Mandiri (JAM).
JAM sendiri merupakan jaringan yang berbasis protokol dan enkripsi khusus yang dinamis dengan pengamanan hardware dan software yang didesain secara unik dan mandiri. Jaringan ini akan berjalan di frekuensi 3.3GHz.
Menurut Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, kebutuhan akan teknologi telekomunikasi dengan menggunakan jaringan aman dan mandiri di bidang pertahanan sangat diperlukan. Apalagi jika produk itu dikembangkan oleh putra bangsa.
“Kami mendukung sepenuhnya pengembangan teknologi komunikasi yang dikembangkan sendiri. Kalau bukan kita yang menggunakan siapa lagi,” ungkapnya dalam kunjungan pabrik dan live demo pengaplikasian Jaringan Aman Mandiri di pabrik Hariff Daya Tunggal Engineering di Bandung, Senin (7/12).
Telpon seluler anti sadap (SindoNews) ☆JAM didesain dengan memaksimalkan sumber daya dalam negeri, menggunakan pengamanan hardware, software serta memberikan opsi kepada pengguna untuk sistem keamanan sendiri.
“Ada tiga keunggulan yang dimiliki JAM dibanding produk sejenis, diantaranya bahwa ini adalah produk dalam negeri yang dibuat untuk memininalkan interaksi dengan jaringan publik, ini menggunakan hardware dan software dalam negeri, dan ini menggunakan double kunci. Jadi tidak hanya PT Hariff yang bisa mengenkripsi. Pengguna juga bisa,” jelas Danu Prakuntadi, Direktur PT Harrif Daya Tunggal Engineering.
Di lingkungan TNI, JAM bisa digunakan untuk operasi taktis dan komunikasi teritorial, yang diakui Budi Permana, Direktur Utama PT Hariff Daya Tunggal sangat terjamin keamanannya. Hal ini dikarenakan JAM memiliki sistem enkripsi sendiri.
Budi menambahkan, hingga saat ini belum ada komitmen tertulis dari Kementrian Pertahanan untuk menggunakan jaringan ini. Namun tak menampik adanya rencana itu.
“InsyaAllah tahun depan. Untuk sementara di internal Kemenhan dulu. Tapi kapan tepatnya kita belum tahu,” katanya.
Ke depannya, JAM juga tidak hanya akan bisa digunakan untuk lingkungan TNI saja, tetapi juga bidang lain di luar itu, misalnya perbankan, kesehatan dan banyak lagi.
“Kita ingin fokus di dalam negeri. Luar negeri ngga dulu lah,” tambah Budi lagi saat disinggung mengenai kemungkinan memasarkan JAM ke negara lain.