Lapan Ingin Sebarkan "Virus" Keantariksaan di Indonesia

Dalam acara International and Remote Sensing Satellite (ICARES) 2014.
Pesawat Puna Wulung IndonesiaPesawat Puna Wulung Indonesia

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) semakin gencar dalam memasyarakatkan penerbangan dan satelit penginderaan jauh. Ini terbukti dengan akan diselenggarakan acara The International and Remote Sensing Satellite (ICARES) 2014.

Perhelatan tersebut akan membahas mengenai pemanfaatan pesawat tanpa awak atau UAV, teknologi satelit mikro, dan aplikasi penginderaan jauh di wilayah tropis.

“Para peneliti akan membahas hasil penelitian mereka di bidang tersebut,” ujar Kepala Bagian Humas Lapan, Jasyanto dalam keterangan resminya, Rabu 12 November 2014.

Konferensi ICARES 2014 akan dimanfaatkan Lapan untuk menyebar “virus” dari tiga pokok pembahasan itu. Sebab, UAV, satelit mikro, dan penginderaan jauh telah menjadi keniscayaan yang perlu digunakan.

“Pesawat tanpa awak atau UAV saat ini telah menjadi kebutuhan pemantauan negara karena dapat memberikan data yang akurat,” jelas Jasyanto.

Selain itu, kelebihan lainnya, pemantauan menggunakan UAV membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan menggunakan pesawat terbang berpenumpang ataupun dengan kapal laut.

“UAV juga memiliki risiko yang lebih kecil bila dioperasikan dalam lingkungan yang sulit seperti cuaca ekstrem,” ungkapnya.

Kemudian, Jasyanto mengungkapkan satelit mikro pun mempunyai peran penting di era teknologi seperti saat ini. Menurut dia, pembuatan satelit masih dikuasai oleh industri besar, sehingga dengan satelit mikro, maka para peneliti dapat merasakan, menguasai, dan manfaat teknologi satelit mikro.

Sementara itu, penginderaan jauh memiliki manfaat dengan adanya data melalui satelit. Namun, disampaikannya, sektor ini masih mempunyai kendala seperti tantangan di wilayah tropis seperti Indonesia.

“Hal ini disebabkan, wilayah tropis kerap diliputi awan sepanjang tahun, sehingga satelit penginderaan jauh bersensor optis yang banyak dipergunakan saat ini tidak mampu menyediakan citra yang bersih. Untuk itulah, diperlukan berbagai penelitian untuk mengatasi tantangan ini,” papar Jasyanto.

Perhelatan ICARES 2014 ini akan dihadiri dari berbagai lembaga internasional. Konferensi yang berlangsung pada 13-14 November di salah satu hotel di Yogyakarta.(art)


  ★ Vivanews