Pada tahun 2007, teknologi AIS di satelit masih baru dan sebagai pemain baru di satelit saya belum pede, sehingga saya hanya menyampaikan ide tersebut pada temen-teman dekat.
Namun ternyata sambutannya sangat positif, sehingga manajemen LAPAN menyetujui untuk membawa muatan AIS di satelit kedua kami, LAPAN-A2/ORARI.
Dengan orbitnya yang dekat equator, LAPAN-A2/ORARI akan menjadi platform yang sangat efektif untuk pengataman aktivitas maritim di Indonesia.
Mimpi itu akhirnya terwujud, waktu LAPAN-A2/ORARI, akhirnya meluncur (setelah menunggu selama 2 tahun) dan muatan AISnya bekerja dengan baik.
Tapi cerita masih belum berakhir, kami di Pusat Teknologi Satelit hanya mempunyai mandat hingga mengasilkan data mentah (dari satelit). Sementara informasi yang diperlukan oleh rekan-rekan otoritas maritim adalah apakah kapal tersebut melakukan kegiatan ilegal (sehingga perlu ditindak).Kata rekan-rekan saya data tersebut harus dipadukan dengan data fishing zones dan data maritime routes. Lalu harus ada yang membuat software untuk analisa pola posisi-posisi kapal dan pola perjalanan kapal, dan lain sebagainya.
Untuk hal tersebut, LAPAN tengah memproses kerjasama dengan pihak swasta yang mempunyai kemampuan dalam memproses data tersebut.
Selain itu ada juga kelompok riset di STEI ITB yang tengah mempelajari cara pemrosesan data maritim tersebut.
Jalan memang masih panjang, namun saya sudah sangat senang bahwa satu mimpi untuk Indonesai sudah terwujud, yakni memantau laut Indonesia dari satelit yang dibuat di lab kecil kami di Bogor.