Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan membentuk Badan Cyber Nasional. Pembentukan lembaga baru itu berguna untuk mengantisipasi potensi ancaman kejahatan cyber yang sangat rawan.
Badan Cyber Nasional ini nantinya akan menangani kejahatan dan ancaman dunia maya yang lebih serius. Lembaga tersebut juga nantinya akan setingkat kementerian.
“Jadi begini, Kominfo itu punya pengamanan sendiri. bank punya sendiri, PLN punya sendiri. tapi secara nasional itu belum ada. Badan Cyber Nasional ini akan memagari seluruhnya dan akan terintegrasi,” kata Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno di Komplek Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Kata Tedjo, dengan adanya Badan Cyber Nasional, maka kejahatan cyber yang dapat menyerang instansi pemerintahan dapat dicegah.
Ruang cyber ini juga memiliki potensi ancaman terhadap keamanan informasi nasional atau ancaman bagi kepentingan nasional secara menyeluruh terhadap aset nasional.
“PLN contohnya, itu bisa diserang dari luar. Karena semuanya pakai komputer. Belum lagi bank, tahu-tahu kok bisa habis ini uangnya,” pungkasnya.(put)
Menkominfo sebut Indonesia sedang diserang di dunia siber Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan sistem pengamanan siber Indonesia sangat rentan. Saat ini ada beberapa negara yang sedang menyerang sistem pengamanan siber Indonesia.“Ada di peta dunia dari negara mana sedang nyerang kita,” ungkap Rudiantara tanpa menyebut negara mana yang dimaksud. Hal itu dia katakan di Istana Negara Indonesia, Selasa (6/1).
Namun, katanya, penyerangan sistem siber Indonesia tidak menjadi isu nasional seperti Korea Utara dan Amerika Serikat. Penyerangan itu dalam bentuk malware, hacking.
“Kita berdiri ini ada screen, Indonesia ini saat ini sedang mendapat serangan dari mana saja. Apa itu malware, apa hacking, dan lain sebagainya. Kita bisa lihat di sana dan memang Indonesia ini harus memperbaiki dirinya karena kita rentan,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menko Polhukam Tedjo Purdijatno menambahkan, situs kementeriannya juga pernah diserang oleh siber dari negara-negara luar. Meskipun punya pengamanan sendiri, namun sifatnya.
Karena itulah, Tedjo menilai, alangkah baiknya jika sistem pengamanan itu dijadikan satu dan saling terintegrasi.
“Jadi begini, Kominfo itu punya pengamanan sendiri. Bank punya sendiri, PLN punya sendiri. Tapi secara nasional terintegrasi itu belum ada. Badan Siber Nasional ini akan memagari seluruhnya. Walaupun di dalamnya ada masing-masing bekerja, tapi terintegrasi,” ujarnya.