Proses pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui operasi udara berupa hujan buatan menggunakan pesawat Hercules C-130 milik TNI-AU di sejumlah titik api di kawasan Sumatera dan Kalimantan terkendala terbatasnya pesawat.
“Itu yang masih menjadi kendala sebagai upaya proses pemadaman melalui udara,” Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, di Jakarta, Selasa.
Hingga saat ini, kata dia, pesawat Hercules C-130 yang digunakan jumlahnya hanya satu unit. Terbatasnya pesawat jenis tersebut menyebabkan tidak semua wilayah yang terdapat titik api, dan memerlukan hujan buatan belum bisa dilaksanakan.
“Masih dicoba mencari pinjaman pesawat lain,” ucap Sutopo.
Hujan buatan di sejumlah titik api akan terus dilaksanakan hingga Oktober 2014 yang sampai saat ini sudah dilakukan di Riau, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Tengah.
“Poskonya ada di Palembang dan saat ini hujan buatan masih dilakukan di Sumatera Selatan,” ujar dia.
Kendati demikian, operasi hujan buatan bisa sampai dilakukan di Lampung dan Jambi, tergantung dari awan-awan yang ada di wilayah tersebut.
Pengoperasian Hercules milik TNI-AU itu dilakukan sejak Minggu (21/9) siang dengan menaburkan “NaCl” sebanyak empat ton, hingga membuat Kota Palembang dan sekitarnya mulai diguyur hujan serta sejumlah titik api sudah mulai berkurang.
“Hujan buatan telah mempercepat jatuhnya hujan dan meningkatkan intensitas hujan,” tuturnya.(SDP-70)