Swedia mengembangkan industri teknologi perkapalan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Menggandeng mitra lokalnya di kabupaten Banyuwangi, Grup SAAB asal Swedia, memproduksi berbagai jenis kapal. SAAB sendiri merupakan perusahaan terkemuka di bidang industri pertahanan dan keamanan. Mereka memproduksi kapal, pesawat, dan berbagai alat penunjang pertahanan-keamanan. Produksi mereka telah dipakai di berbagai negara di dunia, termasuk oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Untuk keperluan menjalin kerja sama lebih erat dengan stakeholders di Banyuwangi, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Bismar Skoog, mengunjungi Banyuwangi selama Sabtu-Minggu (1-2/11/2014). Dia membawa pimpinan sejumlah perusahaan Swedia. Rombongan tersebut diterima Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.
Dubes Johanna menyatakan ingin mempererat kerja sama yang sudah terjalin baik antara perusahaan Swedia dan mitra di Banyuwangi. Dia juga tertarik mengembangkan teknologi hijau di Banyuwangi.
“Kami terkesan dengan Banyuwangi. Meski baru memulai pembangunan kota yang hijau dan berkonsep ramah lingkungan, Banyuwangi sudah berjalan bagus. Negara kami unggul dalam penerapan teknologi hijau. Kami telah berdiskusi soal kerja sama ini dengan Bupati Banyuwangi,” ujarnya.
Executive Vice President SAAB, Mikael Olsson, mengatakan, pihaknya telah membuka kantor perwakilan resmi di Indonesia pada tahun lalu. SAAB telah menjalin kerja sama dengan industri manufaktur di Banyuwangi untuk membuat kapal. Kapal-kapal itu dikerjakan gabungan antara teknisi luar negeri dan Indonesia, termasuk warga lokal Banyuwangi yang telah memenuhi syarat kompetensi.
“Kami juga melakukan transfer teknologi dan pengetahuan dengan mitra kami, karena hal itu menjadi bagian wajib dalam program kerja sama,” kata Mikael.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menyambut baik kerja sama Swedia tersebut. Apalagi, perkapalan adalah bagian dari pertahanan yang juga bisa menopang industri maritim nasional. “Industri perkapalan adalah industri yang strategis dan sejalan dengan visi pemerintahan Presiden Jokowi yang ingin membawa Indonesia menjadi poros maritim dunia,” kata Anas.
Dia menambahkan, Swedia dikenal sebagai negara dengan teknologi unggul. Sehingga, transfer teknologi dan pengetahuan dengan mitra yang ada di Banyuwangi bisa meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di daerah.
Swedia adalah negara yang menduduki peringkat ke-8 dalam Innovation Capacity Index (Indeks Kapasitas Inovasi) dunia. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Swedia tercatat di posisi 10 besar dunia. Sejumlah penemuan seperti GPS, sabuk pengaman tiga titik, atau cardiac pacemaker (penunjang medis untuk kesehatan jantung) adalah inovasi dari Swedia.
“Mereka punya banyak inovasi. Dan kita tahu bahwa inovasi adalah kunci dari daya saing suatu bangsa. Kami berharap, masuknya Swedia bisa menjadi stimulan untuk menumbukan budaya inovasi di daerah. Apalagi, Banyuwangi juga sudah punya banyak kampus, mulai dari kampus swasta, politeknik negeri, sampai sekolah pilot,” jelas Anas.