Jakarta ★ PT Pertamina memiliki visi menjadi perusahaan kelas dunia. untuk mendukung visi tersebut, Pertamina harus didukung lini bisnis seperti angkutan kapal atau tanker pembawa bahan bakar minyak (BBM).
Pertamina telah melakukan peremajaan dan pembelian armada kapal baru. Di antaranya membeli kapal dalam negeri.
“Dengan tuntutan spesifikasi teknis dari Pertamina yang tinggi dan bukti bahwa galangan tersebut mampu mengerjakannya dengan baik, maka hal ini bisa memberikan kepercayaan diri perusahaan kapal lainnya untuk melakukan pemesanan yang sama. Pertamina punya kapal sendiri. Kapal yang kita bangun di dalam negeri dari perusahaan PT Dok Kapal Surabaya, PT PAL juga bisa hidup karena dapat order Pertamina,” papar SVP Shipping Pertamina Mulyono saat acara Pertamina On Train Workshop dalam perjalanan kereta wisata Jakarta-Yogyakarta, seperti dikutip Selasa (17/6/2014).
Mulyono menerangkan, industri galangan kapal tanah air mampu memproduksi kapal baru berkat permintaan dari Pertamina. Seperti PT PAL, untuk kali pertama bisa membuat kapal berbobot 30.000 DWT setelah mendapat pesanan dari Pertamina.
Begitu juga dengan PT Dok Perkapalan Surabaya, Daya Radar Utama, Multi Ocean Shipyard, dan Anggrek Hitam yang untuk mampu membuat kapal 17.500 DWT karena order dari Pertamina.
Pemesanan kapal ke luar negeri, lanjut Mulyono, baru dilakukan jika kapasitas dan kemampuan industri galangan kapal dalam negeri tidak memadai. Misalnya saat Pertamina ingin memesan 2 unit kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) dari Korea Selatan.
“Kapal terbesar baru dibangun dengan bobot 30.000 DWT. Kapal di atas itu, seperti 100.000-300.000 DWT termasuk LPG 84.000 karena belum bisa dibangun di galangan dalam negeri,” katanya.
Pertamina juga mengajak perguruan tinggi untuk merancang kapal. “Desain kapal kita bawa ke perguruan tinggi. Ini pembelajaran ke generasi Indonesia,” sebut Mulyono.
Saat ini Pertamina mengoperasikan hingga 200 kapal tanker pembawa BBM, minyak mentah, dan gas berbagai ukuran. Dari 200 kapal tersebut, sebanyak 61 kapal merupakan milik Pertamina.(feb/hds)
★ detik