★ Ujicoba Kapal Selam Tak Berawak

Hiu Merah produksi dalam negeriKapal Selam tak Berawak, Hiu Merah

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Republik Indonesia (RI) melakukan uji coba kapal selam tanpa awak di Pelabuhan Indah Kiat, Pulp and Paper Merak, Kamis (3/12). Uji coba itu dilakukan untuk tujuan eksplorasi ilmiah biologi maritim, dasar laut dan membantu misi pencarian dan penyelamatan.

Diketahui, kapal selam itu memiliki ukuran lebar sekitar 790 milimeter, panjang 2.570 milimeter, tinggi 510 milimeter, berat 150 kilogram dan memiliki kecepatan 3 knot. Sedangkan untuk kemampuan menyelam kapal selam tanpa awak itu bisa menembus hingga kedalaman 150 meter.

Kepala Bagian (Kabag) Data dan Informasi, Balitbang Kemenhan RI, Ernalem Bangun mengatakan, kapal selam tanpa awak yang diberi nama Hiu Merah itu memang bukan hal baru di dunia. Namun teknologi itu perlu dibanggakan karena merupakan hasil produksi dalam negeri yang dibuat oleh PT Robo Marine Indonesia. “Untuk proyek kapal selam ini merupakan hasil kerjsama kami dengan pusat pengembangan tehnologi PT Robo Marine Indonesia,” katanya kepada Banten Raya, kemarin.

Menurut Ernalem, kapal selam tanpa awak itu juga memiliki sistem komputerisasi yang lebih modern dan dapat mengirimkan informasi secara real time dan dapat mengambil keputusan sendiri terkait perjalannya di laut. “Jadi kapal ini bisa menyerap data dibawah laut secara real time, makanya akan kita coba kembangkan dan evaluasi kembali. Apa saja yang harus diperbaiki dan ditambah. Sehingga nanti bisa benar-benar bisa multifungsi,” ujarnya.

Sementara itu, Staff Balitbang Kemenhan RI, Wisnu Broto mengatakan, pengembangan kapal selam tanpa awak dengan PT Robo Marine Indonesia itu diharapkan dapat membantu kepentingan sipil maupun militer. Terutama dalam melakukan pendeteksian objek bawah air maupun misi pengintaian. “Alat ini masih kita kembangkan sesuai dengan kebutuhan, baik untuk alat pemetaan, deteksi, pengintaian ataupun wisata alam bawah laut,” katanya.

Menurut Wisnu, kedepannya kapal selam tanpa awak itu akan dirancang lebih modern dan canggih serta dibuat dengan ukuran yang lebih besar, agar mampu mengangkat beban yang lebih berat. “Rencananya akan dirancang dengan karakteristik yang medium agar mampu membawa beban berukuran besar hingga 50 kilogram. Dengan begitu, alat ini mampu bertindak sebagai Platform Survey yang mampu memberikan data berkualitas tinggi dalam setiap operasi,” ujarnya.

Wisnu menegaskan, dengan adanya alat tersebut tentunya akan sangat berguna bagi pemerintah, khusunya militer angkatan laut yang tengah gencar meningkatkan kekuatan tempur maritimnya. “Kami cukup mengapresiasi hasil pengembangan tekhnologi ini,” tegasnya. (darjat) 


  Bantenraya