Pemerintah Australia menunjukkan minat terhadap produk-produk alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan PT Pindad.
Memang sejauh ini belum ada detail produk apa saja yang diminati negeri kangguru itu. Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad Ade Bagdja mengatakan, sejauh ini belum ada komitmen yang mengikat selepas penandatanganan kerja sama. Pihaknya bersama pemerintah Australia Selatan masih mengelaborasi detail kebutuhan yang dimungkinkan melalui kerja sama ini. “Yang jelas basisnya harus saling menguntungkan satu sama lain. Tidak hanya Pindad yang jadi pasar mereka, tapi apa yang belum ada di mereka pun Pindad supply,” ungkap dia.
Perlu diketahui, PT Pindad dan Defence Teaming Centre (DTC) Australia telah melakukan penandatanganan kesepakatan kerja di kantor pusat Pindad, kemarin. Disinggung mengenai kemung kinan produk Pindad yang diminati Australia, Ade menyebutkan, pihaknya sangat mengandalkan senapan laras panjang SS2 yang memenangkan berbagai kejuaraan menembak dan diminati banyak negara.
“Kita bisa belajar banyak pengembangan teknologi di Australia yang lebih leading. Propelan untuk sebagian munisi kita juga merupakan produksi Australia,” kata dia. Dia menerangkan, kerja sama ini merupakan implementasi strategi kebijakan negara bagian Australia Selatan untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Asia Tenggara, khusus nya Indonesia.
“Semoga kerja sama ini baik Pindad maupun DTC dapat saling bertukar ilmu pengetahuan dan pengalaman, khususnya dalam hal penelitian, produksi, dan pemasaran produk kendaraan tempur,” harap Ade. Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan dan Industri Pertahanan Australia Selatan Hon. Martin Hamilton-Smith menyatakan, PT Pindad merupakan salah satu perusahaan industri strategis di bidang pertahanan yang patut dipertimbangkan.
“Ada beberapa produk yang membuat kami tertarik. Di antaranya, kendaraan tempur seperti Anoa,” kata dia. Namun begitu, ketika mendapat ditanya kemungkinan Australia membeli Anoa, Smith mengutarakan, pihaknya masih harus mendiskusikannya. Dia beralasan, terlalu dini untuk memutuskan hal tersebut kendati dalam hal pertahanan, pihaknya memiliki sejumlah program dengan anggaran besar.
“Anggaran industri pertahanan kami nilainya mencapai miliaran dolar Australia,” sebut Martin. Sementara itu, CEO DTC Chris Burns mengatakan, pihaknya siap melakukan berbagai kerjasama bidang pertahanan dengan manapun termasuk PT Pindad. “Kami siap bekerja sama dengan PT Pindad, baik dalam hal sistem pertahanan maupun sistem dan teknologi. Untuk itu, kami menjajaki kemungkinan-kemungkinan kerjasama ini,” tuturnya.
Ke depannya, dia berharap kerja sama ini dapat meningkatkan hubungan bilateral kedua negara khususnya di bidang pertahanan dan alutsista. Hadir dalam kunjungan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang sempat mencoba pistol Combat dan senapan SS2 P4. Dia mengapresiasi akurasi tembakan dari kedua senjata ini.
“Dipakai oleh saya yang tidak terlatih saja bisa akurat, apalagi yang sudah terlatih. Produk senjata Pindad memang bagus,” ucap Wagub.