M
elemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat proyek galangan kapal dalam negeri terkendala mengingat sebagian besar komponen kapal masih impor.Direktur Produksi PT PAL Indonesia, Edy Widarto mengakui salah satu proyeknya yakni kapal perang jenis KCR 60 Meter tahap kedua yang dipesan TNI AL pun sedikit terhambat dan saat ini masih dalam tahap negoisasi nilai proyek perubahan.
“Proses negosiasi hampir goal, ini karena 60% komponennya terutama mesin masih impor, termasuk peralatan senjatanya juga tidak diproduksi dalam negeri, jadi memang harus impor,” katanya Minggu (30/8/2015).
Dia menjelaskan sebelumnya nilai proyek kapal KCR 60 meter tahap kedua tersebut yakni Rp 125 miliar. Namun setelah rupiah terdepresiasi, nilai proyek menjadi membengkak hingga Rp 200 miliar untuk satu unit kapal.
“Tapi sebenarnya desain dan fasilitas pembangunan kapal sudah siap, tinggal menghitung lagi komponen-komponen impornya yang harus didatangkan,” katanya.
Meski begitu, lanjut Edy, sejumlah proyek kapal lainnya masih tergolong aman karena lokal kontennya sudah banyak diproduksi di dalam negeri.