PAL garap 5.000 kapal nelayan

Pesanan Jokowi dan Menteri Susihttp://images.cnnindonesia.com/visual/2015/01/01/a5cce7da-d904-41a3-9818-b04566644f14_169.jpg?w=650PIlustrasi Kapal produksi PAL Indonesia

Beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo menginstruksikan menyetop impor kapal dari negara lain. Presiden meminta agar kapal-kapal di Indonesia merupakan hasil murni produk dalam negeri.

PT PAL Indonesia sudah menerima pesanan dari pemerintahan Jokowi-JK untuk membuat 5.000 kapal nelayan. Kapal buatan PAL sebagai bagian dari modernisasi kapal nelayan untuk bersaing dengan kapal pencari ikan asing.

Saat ini masih dalam konsep bagaimana bentuk dan standarnya, kita harapkan PT PAL Indonesia bisa jadi koordinator penyediaan kapal nelayan,” ucap Direktur Produksi PT PAL Indonesia Edy Widarto seperti dilansir Antara di Surabaya, Selasa.

Kebutuhan kapal nelayan di Indonesia sangat banyak. Terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari paling kecil ukuran 5 gross tonnage (GT), 10 GT, 30 GT, hingga kelas 60 GT.

PT PAL Indonesia sebenarnya sudah punya kapal nelayan yang teruji hingga saat ini, yakni buatan tahun 1990-an yang masih ada di Samudera, tinggal bagaimana mengadopsinya,” ucapnya.

Direktur Design dan Teknologi PT PAL Indonesia Saiful Anwar menuturkan, pembuatan kapal nelayan merupakan keinginan pemerintah.

Selain berkeinginan membuat kapal nelayan, pemerintah juga menginginkan membuat dua kapal markas untuk wilayah Indonesia Timur dan Barat yang berfungsi sebagai komando beberapa kapal nelayan.

Rencananya, satu atau dua minggu lagi akan kita bicarakan dengan Bu Susi, sebab dia tertarik dengan adanya kapal markas yang berfungsi sebagai komando,” katanya.

Saiful mengklaim, ketertarikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk membuat kapal di PT PAL Indonesia setelah melihat proses produksi pembuatan kapal perang pesanan Filipina. Proses pembuatan kapal perang canggih jenis “strategic sealift vessel (SSV)” pesanan Filipina saat ini sudah berjalan sesuai rencana.

Kapal perang SSV merupakan produk alat utama sistem persenjataan (alutsista) pertama dari Indonesia yang berhasil di ekspor ke luar negeri.

Kapal tersebut didesain dengan panjang 123 meter, lebar 21,8 meter dan mampu mengangkut 500 pasukan serta bobot hingga 10.300 ton, yang dapat melaju selama 30 hari dengan jarak 9.360 mile laut dengan kecepatan maksimal 16 knot.

Selain itu, kapal buatan anak negeri ini juga mampu membawa dua helikopter, dan mengangkut kapal Landing Craft Utility (LCU), serta tank hingga truk militer, serta dengan teknologi canggih mampu dibawa ke lautan dangkal, sehingga sangat cocok untuk negara kepulauan.


  ✈️ Merdeka