Corporate Secretary GMF Aryo Wijoseno, menyebut maskapai dari 5 benua memakai jasa GMF. Maskapai dunia yang tercatat seperti Qatar Airways, Emirates hingga maskapai dari negara muslim lainnya.
“Paling banyak itu sekarang Irak dan Iran. itu mereka serahkan service-nya ke kita. Itu unik, ada beberapa alasan kenapa mereka negara Timteng kasih ke kita karena katanya mereka lebih cocok dengan negara sesama muslim,” kata Aryo kepada detikFinance, Senin (28/9/2015).
Alasan lainnya, ada fasilitas dan jasa perawatan pesawat yang ditawarkan oleh GMF tidak diperoleh pada fasilitas sejenis milik negara lain. Namun Aryo tidak bersedia menyebut jasa yang dimaksud.
“Kita menawarkan paket yang memang tidak bisa ditawarkan ke kompetitor lain,” sebutnya.
Dari pesawat yang dirawat dan diperbaiki di hanggar milik GMF, Aryo menyebut maskapai asing hanya mengambil porsi 20%. Sisanya ialah maskapai domestik, termasuk Garuda Indonesia dan Citilink.
“Porsinya 20% maskapai asing, dan 80% maskapai domestik,” tuturnya.
Aryo menyebut pangsa pasar domestik justru masih besar. Saat ini, maskapai asal Indonesia masih ada yang melakukan perawatan pesawat pada bengkel di luar negeri.
Dengan adanya fasilitas hanggar ke-4 atau hanggar terbesar di dunia, GMF optimis pangsa pasar domestik untuk kelas pesawat berbadan kecil (narrow body) seperti jenis Boeing 737 atau Airbus 320 bisa ditarik.
“Sekarang saja masih banyak pesawat yang service ke luar, kenapa nggak ke kita saja. Makanya kita bangun baru agar yang suka keluar ini lebih baik ke kita saja karena kita leih murah dan harga kita kompetitif,” sebutnya.
Empat hanggar milik GMF saat ini mampu melayani perawat pesawat berbadan lebar (wide body) dan pesawat berbadan kecil. Mayoritas dirawat merupakan pesawat narrow body.
Setidaknya, kini GMF mampu merawat 167 pesawat narrow body dalam 1 tahun. Jumlah ini akan bertambah dengan beroperasinya hanggar ke-4 yang mampu menampung 16 pesawat narrow body dalam sekali perawatan.
“Yah kaya Boeing 737 next generation,” ujarnya. (feb/hen)
★ detik